Thursday
Can I hope my hopeless be hopefull?
Gue terinspirasi oleh kisah 4 orang kusta yang berada di pinggir kota yang sedang dilanda kelaparan gara-gara dikepung musuh begitu lama (2 Raj 7:3-9). Posisi 4 orang kusta ini bagaikan buah simalakama, mau ke kota tidak ada makanan…mati…mau berdiam diri…juga mati…sementara tempat yang ada makanan melimpah adalah tempat musuh berkemah…ehm bakal mati juga dibunuh. Lalu masih adakah pengharapan buat mereka? Sebenarnya apa gunanya pengharapan itu? Apakah hanya sebuah impian saja atau penghibur hati? Berikut ini adalah gunanya pengharapan pada JC
1. Menuju ke sesuatu yang lebih baik. (Ibr 6:9)
Percaya atau tidak keempat orang kusta ini memilih pergi ke tempat perkemahan musuh, meski dengan taruhan nyawa mereka. Dengan alasan yang sederhana, mereka tidak mau mati!!! Luar biasa…bukankah kita sering maunya mati saja kalo kita di timpa masalah, sudah ga ada pengharapan lagi! Begitu mudahnya kita menyerah karena takut melihat ombak masalah kita yang besar. Apakah keadaan kita sama atau bahkan lebih buruk dari ke-4 orang kusta itu?! Inilah gunanya pengharapan pada JC, bukan sebagai khayalan/impian, tapi sebagai penuntun untuk menuju ke sesuatu yang lebih baik. Ketika kita bingung menentukan pilihan, carilah sesuatu yang lebih baik dengan berpengharapan kepada JC.
2. Mewujudkan kepastian. (Ibr 6:11)
Menjalankan sesuatu tanpa kepastian adalah hal yang sangat memberatkan. Apalagi ketika sudah terlihat oleh ke 4 orang kusta itu kemah-kemah musuh dari kejauhan, bukan tidak mungkin menciutkan hati mereka untuk meneruskan perjalanan. Tetapi tanpa sepengetahuan mereka, Tuhan mengadakan mujizat, yaitu mengubah suara langkah lemah 4 orang kusta menjadi suara ribuan pasukan di telinga musuh. Sehingga musuh ketakutan dan lari tunggang langgang meninggalkan kemah.
Pernahkah kita melihat suatu kepastian dari sebuah pengharapan? Hanya dengan iman dan pengenalan akan kasih dan kuasa JC, kita bisa mewujudkan kepastian dari sebuah pengharapan. Bukan tidak mungkin mujizat telah terjadi tanpa kita sadari, sehingga kita dimampukan untuk melewati masalah yang besar. Yang pasti pikiran kita tidak lagi dikuasai oleh kekuatiran, inilah gunanya pengharapan pada JC.
3. Sebagai sauh yang kuat dan aman. (Ibr 6:19)
Ketika mengetahui bahwa kemah telah kosong ke 4 orang kusta lalu dengan rakusnya menikmati makanan yang melimpah di kemah itu. Bahkan mereka berebut harta benda untuk mereka sembunyikan. Tapi kemudian mereka menyadari bahwa kota mereka juga membutuhkan makanan ini, lalu mereka memberitahukan berita gembira ini kepada orang-orang di kota mereka.
Apakah kita akan mengakhiri pengharapan pada JC ketika kita sudah mencapai apa yang kita inginkan? Mengakhirinya dengan keserakahan kita, sehingga kita tidak lagi mengindahkan JC. Yakinkah kita bahwa kita tidak akan mendapat masalah lagi di dunia ini? Seringkali kita lupa diri yang akhirnya membuat kita jatuh ke dalam masalah yang lebih besar lagi. Tapi jika kita tidak menodai pengharapan kita pada JC, maka kita bagaikan kapal yang mempunyai sauh yang kuat dan aman. Masalah boleh datang lagi, tapi kita tidak akan terhanyut didalamnya.
| 5:34:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Thursday
Can I hope my hopeless be hopefull?
Gue terinspirasi oleh kisah 4 orang kusta yang berada di pinggir kota yang sedang dilanda kelaparan gara-gara dikepung musuh begitu lama (2 Raj 7:3-9). Posisi 4 orang kusta ini bagaikan buah simalakama, mau ke kota tidak ada makanan…mati…mau berdiam diri…juga mati…sementara tempat yang ada makanan melimpah adalah tempat musuh berkemah…ehm bakal mati juga dibunuh. Lalu masih adakah pengharapan buat mereka? Sebenarnya apa gunanya pengharapan itu? Apakah hanya sebuah impian saja atau penghibur hati? Berikut ini adalah gunanya pengharapan pada JC
1. Menuju ke sesuatu yang lebih baik. (Ibr 6:9)
Percaya atau tidak keempat orang kusta ini memilih pergi ke tempat perkemahan musuh, meski dengan taruhan nyawa mereka. Dengan alasan yang sederhana, mereka tidak mau mati!!! Luar biasa…bukankah kita sering maunya mati saja kalo kita di timpa masalah, sudah ga ada pengharapan lagi! Begitu mudahnya kita menyerah karena takut melihat ombak masalah kita yang besar. Apakah keadaan kita sama atau bahkan lebih buruk dari ke-4 orang kusta itu?! Inilah gunanya pengharapan pada JC, bukan sebagai khayalan/impian, tapi sebagai penuntun untuk menuju ke sesuatu yang lebih baik. Ketika kita bingung menentukan pilihan, carilah sesuatu yang lebih baik dengan berpengharapan kepada JC.
2. Mewujudkan kepastian. (Ibr 6:11)
Menjalankan sesuatu tanpa kepastian adalah hal yang sangat memberatkan. Apalagi ketika sudah terlihat oleh ke 4 orang kusta itu kemah-kemah musuh dari kejauhan, bukan tidak mungkin menciutkan hati mereka untuk meneruskan perjalanan. Tetapi tanpa sepengetahuan mereka, Tuhan mengadakan mujizat, yaitu mengubah suara langkah lemah 4 orang kusta menjadi suara ribuan pasukan di telinga musuh. Sehingga musuh ketakutan dan lari tunggang langgang meninggalkan kemah.
Pernahkah kita melihat suatu kepastian dari sebuah pengharapan? Hanya dengan iman dan pengenalan akan kasih dan kuasa JC, kita bisa mewujudkan kepastian dari sebuah pengharapan. Bukan tidak mungkin mujizat telah terjadi tanpa kita sadari, sehingga kita dimampukan untuk melewati masalah yang besar. Yang pasti pikiran kita tidak lagi dikuasai oleh kekuatiran, inilah gunanya pengharapan pada JC.
3. Sebagai sauh yang kuat dan aman. (Ibr 6:19)
Ketika mengetahui bahwa kemah telah kosong ke 4 orang kusta lalu dengan rakusnya menikmati makanan yang melimpah di kemah itu. Bahkan mereka berebut harta benda untuk mereka sembunyikan. Tapi kemudian mereka menyadari bahwa kota mereka juga membutuhkan makanan ini, lalu mereka memberitahukan berita gembira ini kepada orang-orang di kota mereka.
Apakah kita akan mengakhiri pengharapan pada JC ketika kita sudah mencapai apa yang kita inginkan? Mengakhirinya dengan keserakahan kita, sehingga kita tidak lagi mengindahkan JC. Yakinkah kita bahwa kita tidak akan mendapat masalah lagi di dunia ini? Seringkali kita lupa diri yang akhirnya membuat kita jatuh ke dalam masalah yang lebih besar lagi. Tapi jika kita tidak menodai pengharapan kita pada JC, maka kita bagaikan kapal yang mempunyai sauh yang kuat dan aman. Masalah boleh datang lagi, tapi kita tidak akan terhanyut didalamnya.
| 5:34:00 PM