Save The Best For The First
"Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir , dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Ayat ini menunjukan ke-tidakstabil-an kita, kadang menjadi yang pertama dan kadang juga menjadi yang paling terakhir. Seringkali kita enggan melihat ke-tidakstabil-an kita ini dengan bersembunyi di balik ke-Maha Dashyat-an Tuhan, sehingga kita selalu berpikir "manja" bahwa segala sesuatu pasti akan diperbaiki oleh Tuhan...Ya memang Tuhan selalu memperbaiki segala sesuatu, tapi dengan "cara-Nya", dan celakanya, tampaknya kita mempunyai masalah dalam menerima cara-Nya. Berikut ini kita akan melihat 3 hal yang menggambarkan apa yang menjadi masalah kita dalam menerima cara-Nya.
1. Kuatir vs Kasih. (Mat 19:16-30)
Seorang anak muda berusaha memperoleh hidup kekal dengan cara ingin melakukan semua perintah Tuhan, tapi kemudian ternyata anak muda itu mundur karena dia merasa tidak sanggup. Demikian juga dengan murid2 JC mulai kuatir bahwa mereka pun tidak akan bisa memperoleh hidup kekal.
Dengan kasih JC menjawab,"Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan segala sesuatu mungkin."
Kesalahan kita adalah ketika kita menempatkan kuatir menjadi hal yang pertama. Sehingga kita sepertinya tidak melihat bagaimana Tuhan selalu menempatkan kasih-Nya kepada manusia sebagai hal yang pertama, yaitu dengan menggambarkan kita sebagai biji mata-Nya (Za 2:8, Ul 32 :10)
Apakah kita kuatir bahwa Tuhan tidak mampu melindungi biji mata-Nya sendiri??? Mari kita taruh kekuatiran kita di urutan paling belakang dan menempatkan kasih Tuhan di urutan yang pertama.
2. Kecewa vs Setia (Matius 20:1-16)
JC bercerita suatu perumpamaan tentang pekerja yang kecewa karena diberikan upah yang sama dengan pekerja lainnya, padahal pekerja itu merasa sudah bekerja lebih banyak daripada pekerja lainnya.
Sering kali kita menganggap bahwa kita hidup itu untuk "bekerja" kepada Tuhan, sehingga kita selalu mengharapkan upah dari Sang Majikan. Tapi pada kenyataannya justru Tuhan yang telah "bekerja"buat kita tanpa memperhitungkan apakah kita sanggup membayar upah atas pekerjaan-Nya (Hos 11:4). Jelas sekali Tuhan akan sangat kecewa jika menempatkan upah sebagai hal yang pertama, karena apa sih yang bisa manusia berikan buat Tuhan???
Kalau kita perhatikan juga ada suatu ketentuan dalam hubungan "pekerja dengan majikan" yaitu pekerja harus setia kepada majikan karena majikan yang mengupah pekerja dan majikan tidak harus setia kepada pekerja. Dan Tuhan lebih memilih kesetiaan sebagai suatu hal yang utama (2 Tim 2:13).
Upah memang penting, dan Tuhan sudah mempersiapkannya. Tapi apakah upah menjadi suatu hal yang utama ketika kita tahu bahwa posisi kita adalah sebagai manusia yang harus membayar harga atas apa yang telah Tuhan perbuat???
3. Egois vs Taat (Lukas 13:22-30)
JC memberikan suatu perumpamaan jika pintu sorga sudah tertutup maka tidak akan dibuka lagi, apalagi untuk manusia yang tidak dikenal-Nya. Pernahkah terlintas di pikiran kita bahwa kita yang sudah bertahun2 mengaku sebagai orang kristen tapi pada akhirnya Tuhan tidak mengenali kita? Bahkan kita disebut-Nya sebagai pembuat kejahatan!!!
Kesalahpahaman ini terjadi kita menganggap kekristenan hanya sebagai jubah yang kita pakai untuk membuat kita kelihatan benar, tanpa kita mau membersihkan kesalahan kita. Keegoisan (kedagingan) akan menggoda kita ketika kita telah menerima pembenaran dari Allah. Lihat Lucifer yang punya rasa egois yang tinggi (memberontak) ketika merasa posisinya hampir sama dengan Tuhan. Bahkan JC pun digoda iblis untuk memakai ke-ilahi-anNya (Mat 4:1-11).
Jika JC saja sebagai Anak yang tanpa dosa masih harus belajar menjadi taat, bahkan sampai mati, supaya menjadi pokok keselamatan bagi orang yang taat kepada-Nya (Ibr 5:8-9, Flp 2:8) Maka adalah sebuah kejahatan jika kita yang penuh dosa tidak juga mengutamakan ketaatan dalam kekristenan kita.
Tuhan sudah membuka jalan keselamatan buat kita yaitu supaya kita mengutamakan ketaatan pada JC dan menaruh keegoisan kita di posisi paling belakang.