Sunday
God is good
Kita semua menyukai kebaikan Tuhan. Tapi kita tidak bisa juga mengidentikan kebaikan dengan sesuatu hal yang menyenangkan, karena dosa pun (kejahatan) terkadang berwujud sesuatu hal yang menyenangkan. Bahkan Rasul Paulus menganggap sebagai suatu kebaikan Tuhan (anugrah) bila kita bisa menderita di dalam mengikut JC. Tapi jujur saja banyak orang Kristen (termasuk gue) lebih suka kalau kebaikan Tuhan itu berupa sesuatu yang menyenangkan, bukan penderitaan. Lalu bagaimana kita sebaiknya memandang kebaikan Tuhan itu? Berikut ini kita akan mencoba memahaminya melalui 2 peristiwa yang ada dalam Alkitab.
1. Kebaikan Tuhan adalah yang terbaik. (Luk 10:38-42)
Suatu ketika Marta dan Maria menyambut JC yang bertamu ke rumah mereka. Marta sibuk beres2, sementara Maria memilih duduk mendengarkan JC berbicara. Betapa kesalnya Marta melihat sikap Maria itu, apalagi ketika JC juga sepertinya tidak menghargai perbuatan baik Marta. Ehm kesal juga ya kalau kita sudah cape2 melakukan sesuatu yang baik, tapi kemudian tidak dihargai.
Kemudian JC menjelaskan bahwa Maria telah memilih yang terbaik (ayat 42) Kita mungkin sering disibukkan dengan perkara2 baik (seperti sekolah, kerja, makan hehehe dll). Tapi Tuhan juga menginginkan kita bisa juga menghargai yang terbaik, yaitu JC. Bukan dengan menghilangkan perkara2 baik tapi dengan mengatur sedemikian rupa sehingga kita bisa focus terus pada yang terbaik.
Sehingga apapun "rasa" kebaikan Tuhan, kita tetap bisa memilih Tuhan sebagai yang terbaik, meskipun dengan resiko berpisah dengan keluarga dan bahkan dengan nyawa kita sekalipun (Mat 10:37-38)
2. Kebaikan Tuhan tidak pernah berubah. (Ul 32:11)
Diceritakan induk rajawali sengaja mengoyang2kan sangkarnya dimana tempat anak2nya berada, supaya anak2nya itu terjatuh. Sangkar itu berada di tempat yang tinggi. Dan ketika anak2nya terjatuh induk rajawali membiarkan beberapa saat sambil memperhatikannya mereka. Dan pada saat yang tepat barulah induk rajawali menolong anak2nya itu kembali ke sangkar.
Kesengajaan? Apakah JC juga sengaja/mengizinkan kita berada dalam kondisi yang tidak baik? Kenapa Tuhan berubah menjadi jahat?
Seandainya saja kita tahu kalau JC sama seperti induk rajawali yang bermaksud supaya anak2nya belajar ketika anak2 itu dijatuhkan, tentu kita tidak perlu berkata Tuhan itu jahat.
Seandainya saja kita tahu kalau induk rajawali telah melakukannya bertahun2 hingga menjadi suatu tradisi kehidupan rajawali, apalagi JC yang tidak pernah berubah!
Dan sekali lagi apapun "rasa" kebaikan Tuhan, kita tetap bisa menganggap Tuhan itu baik dan akan tetap baik, meskipun kita diharuskan terlebih dahulu melewati suatu kenyataan yang tidak baik dalam kehidupan kita, seperti Habakuk (Hab 3:17-19).
| 8:13:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Sunday
God is good
Kita semua menyukai kebaikan Tuhan. Tapi kita tidak bisa juga mengidentikan kebaikan dengan sesuatu hal yang menyenangkan, karena dosa pun (kejahatan) terkadang berwujud sesuatu hal yang menyenangkan. Bahkan Rasul Paulus menganggap sebagai suatu kebaikan Tuhan (anugrah) bila kita bisa menderita di dalam mengikut JC. Tapi jujur saja banyak orang Kristen (termasuk gue) lebih suka kalau kebaikan Tuhan itu berupa sesuatu yang menyenangkan, bukan penderitaan. Lalu bagaimana kita sebaiknya memandang kebaikan Tuhan itu? Berikut ini kita akan mencoba memahaminya melalui 2 peristiwa yang ada dalam Alkitab.
1. Kebaikan Tuhan adalah yang terbaik. (Luk 10:38-42)
Suatu ketika Marta dan Maria menyambut JC yang bertamu ke rumah mereka. Marta sibuk beres2, sementara Maria memilih duduk mendengarkan JC berbicara. Betapa kesalnya Marta melihat sikap Maria itu, apalagi ketika JC juga sepertinya tidak menghargai perbuatan baik Marta. Ehm kesal juga ya kalau kita sudah cape2 melakukan sesuatu yang baik, tapi kemudian tidak dihargai.
Kemudian JC menjelaskan bahwa Maria telah memilih yang terbaik (ayat 42) Kita mungkin sering disibukkan dengan perkara2 baik (seperti sekolah, kerja, makan hehehe dll). Tapi Tuhan juga menginginkan kita bisa juga menghargai yang terbaik, yaitu JC. Bukan dengan menghilangkan perkara2 baik tapi dengan mengatur sedemikian rupa sehingga kita bisa focus terus pada yang terbaik.
Sehingga apapun "rasa" kebaikan Tuhan, kita tetap bisa memilih Tuhan sebagai yang terbaik, meskipun dengan resiko berpisah dengan keluarga dan bahkan dengan nyawa kita sekalipun (Mat 10:37-38)
2. Kebaikan Tuhan tidak pernah berubah. (Ul 32:11)
Diceritakan induk rajawali sengaja mengoyang2kan sangkarnya dimana tempat anak2nya berada, supaya anak2nya itu terjatuh. Sangkar itu berada di tempat yang tinggi. Dan ketika anak2nya terjatuh induk rajawali membiarkan beberapa saat sambil memperhatikannya mereka. Dan pada saat yang tepat barulah induk rajawali menolong anak2nya itu kembali ke sangkar.
Kesengajaan? Apakah JC juga sengaja/mengizinkan kita berada dalam kondisi yang tidak baik? Kenapa Tuhan berubah menjadi jahat?
Seandainya saja kita tahu kalau JC sama seperti induk rajawali yang bermaksud supaya anak2nya belajar ketika anak2 itu dijatuhkan, tentu kita tidak perlu berkata Tuhan itu jahat.
Seandainya saja kita tahu kalau induk rajawali telah melakukannya bertahun2 hingga menjadi suatu tradisi kehidupan rajawali, apalagi JC yang tidak pernah berubah!
Dan sekali lagi apapun "rasa" kebaikan Tuhan, kita tetap bisa menganggap Tuhan itu baik dan akan tetap baik, meskipun kita diharuskan terlebih dahulu melewati suatu kenyataan yang tidak baik dalam kehidupan kita, seperti Habakuk (Hab 3:17-19).
| 8:13:00 PM