just cross my mind
Friday

Stupid II (3 Gadis Poso)

Terinspirasi oleh tayangan TV tentang profil 3 gadis remaja di Poso yang dibantai dengan sadis hingga meninggal beberapa waktu yang lalu. Profil gadis-gadis ini dalam kehidupan sehari-hari mengingatkan gue bahwa mereka seperti gadis yang bijaksana.

Salah satu ibu gadis itu ada yang bermimpi sebelum peristwa itu. Dalam mimpinya ibu melihat anaknya itu sedang terbaring di kamar. Betapa kaget ibunya ketika anak itu tiba-tiba bangun, karena ternyata dalam mimpi itu sang ibu berkata: "Kenapa kamu bisa bangun, Nak? Kamu sudah mati" Anak gadis itu menjawab "Saya hanya tertidur Bu". "Tidak Nak. Kamu sudah mati" balas ibu. Lalu kata anak gadis itu berusaha menyakinkan ibunya, "Saya hanya tertidur...tertidur bersama Jesus Kristus"

Salah satu dari 3 gadis itu ada juga yang meninggalkan suatu tulisan catatan syair lagu yang hendak dia nyanyikan di gereja. Maaf gue lupa syairnya secara detail, ini yang gue inget :
Mari kita datang ke pada salibNya...
Angkatlah panji Namanya...
Janganlah ada lagi kebencian diantara kita...

Dari sini gue kok merasa bahwa Tuhan sepertinya sedang memakai anak-anakNya (3 gadis itu) sebagai sarana untuk menyampaikan pesanNya dengan suatu "kemasan pembunuhan yang sadis". Pesan yang unik, karena isi dan kemasan pesan itu bisa dikatakan sangat bertolak belakang. Isinya berkata "Jangan membenci" tapi dikemas dalam sesuatu perbuatan yang mendatangkan kebencian.

Masih ingat gadis yang bodoh? Yang panik dengan pelitanya yang hampir padam? Tidakkah kita merasakan bahwa kita sekarang dalam situasi yang sama. Tuhan belakangan ini sepertinya mengijinkan banyak sekali peristiwa kecelakaan dan kejahatan di dunia ini. Dunia seakan sedangkan menunjukan kegelapannya. Apakah kita akan seperti gadis bodoh yang panik berusaha mencari-cari alat penerang? Mencari-cari ayat-ayat yang bisa menyejukan kita? Bodoh sekali. Memang keliatan rohani sekali tapi bukankah ini membuktikan "keterlambatan" kita menyerap terang.

Jesus menceritakan perumpamaan itu bukan supaya kita menjadi seperti gadis yang bodoh dan juga bukan gadis yang bijaksana (karena Jesus tahulah kemampuan kita). Tapi yang Jesus mau dari kita adalah meski sebodoh-bodohnya kita janganlah hanya bersembunyi di balik pelita. Pelita hanyalah sarana, bukankah dikatakan di akhir jaman Firman Tuhan akan hilang, tidak bisa kita baca lagi. Jadikan hidup kita seperti "fosfor" yang bisa menyerap terang dari pelita yang terang itu. Sehingga meskipun kita dalam (dunia) kegelapan sekalipun, tapi kita bisa menjadi terang. Mungkin kita masih dalam "kemasan yang gelap", tapi jika "isi" kita terang maka percayalah Jesus akan tetap bisa mengenali kita.

Sulit? Yupe, but this is the only way. Redeeming the time, because the days are evil, Therefore do not be unwise, but never stop to understand what the will of Lord is. (Efesus 5:15)


| 3:18:00 AM




[stories] [tag] [contact] [archive]