Thursday
Santa "Zakheus" Clause
Mungkin kita agak sulit mempercayai adanya Santa Clause, karena tidak tertulis di Alkitab. Tapi kita bisa menemukan kembarannya, yaitu Zakheus si pemungut cukai!!hehehehe...Dari bentuk fisik tidaklah beda jauh. Mereka sama-sama pendek, bukan tidak mungkin Zakheus pun gendut, ingat Zakheus adalah pemungut cukai yang kaya.
Jika kita sudah bisa mendapatkan image fisik Zakheus, pertahankan itu di pikiran kita. Lalu coba lanjutkan dengan membayangkan bagaimana Zakheus bila memanjat sebuah pohon. Mungkin kita tertawa kecil. Tapi bagaimana dengan orang-orang desa di sekitar pohon itu? Orang-orang desa yang tidak menyukai Zakheus. Pastilah orang-orang itu menertawakan Zakheus dengan terbahak-bahak dan seolah-olah sebagai pelampiasan dari rasa tidak suka mereka kepada Zakheus. Belum lagi dengan fisik seperti Zakheus itu, bukan tidak mungkin Zakheus terjatuh dan tergelincir berkali-kali dalam memanjat pohon. Tapi Zakheus tetap memanjat pohon itu, dia tidak menggubris suara tawa yang semakin keras.
Sesampainya diatas pohon yang akan dilalui Jesus itu, Zakheus merasa puas karena bisa melihat Jesus. Lebih puas lagi ketika Jesus melihatnya dan mau bertamu ke rumahnya, ada rasa sukacita pada Zakheus. Perhatikan, semula hanya rasa penasaran pada diri Zakheus tapi kemudian berubah menjadi rasa sukacita. Bukankah demikian juga hal nya ketika kita mau mengenal Jesus. Tidak cukup dengan rasa ingin tahu atau hanya membaca dari Alkitab saja. Tapi diperlukan "praktek" yang memang seringkali terasa memalukan dan menyakitkan. Sebagai contoh kecil saja, ketika gue patah hati, gue marah sama Tuhan karena Tuhan mengijinkan hal ini terjadi pada gue. Tapi rasa marah gue berubah jadi rasa sukacita, bukan karena patah hati itu lenyap seketika itu juga, justru gue bersukacita karena gue bisa merasakan bagaimana rasanya patah hati sama seperti apa yang Jesus rasakan ketika ditolak (patah hati) dan di salib oleh umatNya yang dikasihiNya. Lebih menyentuh daripada hanya menonton melalui banyak film yang mencoba menggambarkan betapa Jesus diperlakukan secara sadis. Hehehhe percaya deh... :p
Ketika mengetahui bahwa Jesus mau bertamu ke rumah Zakheus, orang-orang desa bersungut-sungut dan heran kenapa Jesus mau ke rumah orang berdosa. Tiba-tiba Zakheus mengeluarkan suatu pernyataan yang tidak mungkin bisa keluar dari mulutnya sendiri, yaitu mau berbagi dan mengembalikan seluruh uang yang telah dia pungut selama ini!! Kenapa Zakheus bisa berubah total seperti ini? Karena Zakheus tidak mau kehilangan "kesempatan" yang sudah Jesus berikan kepadanya.
Siapakah kita pada saat ini? Apakah kita adalah orang-orang desa yang sudah mengenal Jesus dengan pikiran kita sendiri? Ataukah Zakheus yang tidak mengenal Jesus? Ataukah kita justru sudah menjadi Santa Clause? Apapun jawaban kita tidaklah penting. Yang terpenting adalah adanya keinginan kita untuk berubah menjadi "lebih baik di dalam Kristus" daripada menjadi serupa dengan dunia ini. Percayalah Tuhan akan memberikan kepada kita banyak sekali "kesempatan" yang sama seperti Tuhan berikan kepada Zakheus. Masalahnya adalah apakah kita mau meraih "kesempatan" dengan "resiko" melakukan sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan seperti pernyataan Zakheus? Atau kita telah melepas begitu banyak "kesempatan" demi kenyamanan hidup kita, ngapain repot-repot gitu lhoo??
Jika Zakheus bisa, kenapa kita tidak? Yang kita perlukan hanyalah adanya selalu rasa sukacita di dalam Tuhan, baik itu kita sedang dalam keadaan suka ataupun duka.
| 1:26:00 AM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Thursday
Santa "Zakheus" Clause
Mungkin kita agak sulit mempercayai adanya Santa Clause, karena tidak tertulis di Alkitab. Tapi kita bisa menemukan kembarannya, yaitu Zakheus si pemungut cukai!!hehehehe...Dari bentuk fisik tidaklah beda jauh. Mereka sama-sama pendek, bukan tidak mungkin Zakheus pun gendut, ingat Zakheus adalah pemungut cukai yang kaya.
Jika kita sudah bisa mendapatkan image fisik Zakheus, pertahankan itu di pikiran kita. Lalu coba lanjutkan dengan membayangkan bagaimana Zakheus bila memanjat sebuah pohon. Mungkin kita tertawa kecil. Tapi bagaimana dengan orang-orang desa di sekitar pohon itu? Orang-orang desa yang tidak menyukai Zakheus. Pastilah orang-orang itu menertawakan Zakheus dengan terbahak-bahak dan seolah-olah sebagai pelampiasan dari rasa tidak suka mereka kepada Zakheus. Belum lagi dengan fisik seperti Zakheus itu, bukan tidak mungkin Zakheus terjatuh dan tergelincir berkali-kali dalam memanjat pohon. Tapi Zakheus tetap memanjat pohon itu, dia tidak menggubris suara tawa yang semakin keras.
Sesampainya diatas pohon yang akan dilalui Jesus itu, Zakheus merasa puas karena bisa melihat Jesus. Lebih puas lagi ketika Jesus melihatnya dan mau bertamu ke rumahnya, ada rasa sukacita pada Zakheus. Perhatikan, semula hanya rasa penasaran pada diri Zakheus tapi kemudian berubah menjadi rasa sukacita. Bukankah demikian juga hal nya ketika kita mau mengenal Jesus. Tidak cukup dengan rasa ingin tahu atau hanya membaca dari Alkitab saja. Tapi diperlukan "praktek" yang memang seringkali terasa memalukan dan menyakitkan. Sebagai contoh kecil saja, ketika gue patah hati, gue marah sama Tuhan karena Tuhan mengijinkan hal ini terjadi pada gue. Tapi rasa marah gue berubah jadi rasa sukacita, bukan karena patah hati itu lenyap seketika itu juga, justru gue bersukacita karena gue bisa merasakan bagaimana rasanya patah hati sama seperti apa yang Jesus rasakan ketika ditolak (patah hati) dan di salib oleh umatNya yang dikasihiNya. Lebih menyentuh daripada hanya menonton melalui banyak film yang mencoba menggambarkan betapa Jesus diperlakukan secara sadis. Hehehhe percaya deh... :p
Ketika mengetahui bahwa Jesus mau bertamu ke rumah Zakheus, orang-orang desa bersungut-sungut dan heran kenapa Jesus mau ke rumah orang berdosa. Tiba-tiba Zakheus mengeluarkan suatu pernyataan yang tidak mungkin bisa keluar dari mulutnya sendiri, yaitu mau berbagi dan mengembalikan seluruh uang yang telah dia pungut selama ini!! Kenapa Zakheus bisa berubah total seperti ini? Karena Zakheus tidak mau kehilangan "kesempatan" yang sudah Jesus berikan kepadanya.
Siapakah kita pada saat ini? Apakah kita adalah orang-orang desa yang sudah mengenal Jesus dengan pikiran kita sendiri? Ataukah Zakheus yang tidak mengenal Jesus? Ataukah kita justru sudah menjadi Santa Clause? Apapun jawaban kita tidaklah penting. Yang terpenting adalah adanya keinginan kita untuk berubah menjadi "lebih baik di dalam Kristus" daripada menjadi serupa dengan dunia ini. Percayalah Tuhan akan memberikan kepada kita banyak sekali "kesempatan" yang sama seperti Tuhan berikan kepada Zakheus. Masalahnya adalah apakah kita mau meraih "kesempatan" dengan "resiko" melakukan sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan seperti pernyataan Zakheus? Atau kita telah melepas begitu banyak "kesempatan" demi kenyamanan hidup kita, ngapain repot-repot gitu lhoo??
Jika Zakheus bisa, kenapa kita tidak? Yang kita perlukan hanyalah adanya selalu rasa sukacita di dalam Tuhan, baik itu kita sedang dalam keadaan suka ataupun duka.
| 1:26:00 AM