Saturday
Like Father Like Son
Tuhan begitu menyukai sosok seorang bapa, hingga Tuhan mau menjadi Bapa bagi manusia yang merupakan ciptaanNya. Kalo kita ingat peristiwa orang muda yang ingin melakukan perintah Tuhan dengan sempurna. Lalu jawab Tuhan "tinggalkan hartamu dan ikutlah Aku". Orang muda itu pun pergi meninggalkanNya karena tidak mampu melakukannya. Menjadi Bapa bagi Tuhan adalah agar bisa selalu ada dekat anakNya, sehingga Bapa bisa mengasihi anakNya secara utuh.
Tapi ada waktunya dimana seorang bapa tidak bisa secara utuh mendampingi anaknya yang telah beranjak dewasa. Namun seorang anak akan tetap merasakan kehadiran bapanya melalui pikirannya dan sifatnya yang sama, yes like father like son. Seperti yang dialami Ishak yang harus pergi ke negeri asing. Ishak melakukan hal yang seperti Abraham lakukan, yaitu mengakui istrinya sebagai saudara ketika raja negeri asing itu tertarik dengan istrinya. Padahal mereka (Abraham dan Ishak) mempunyai pengalaman dengan Tuhan begitu mendalam, salah satunya adalah peristiwa Abraham harus mengorbankan Ishak. Bukankah seharusnya iman Ishak makin tinggi dan yakin Tuhan akan menolongnya meskipun raja orang asing itu menginginkan istrinya dengan paksa? Entah secara reflek atau tidak, justru Ishak lebih mengingat kelakuan Abraham bapanya daripada mengingat Tuhan.
Tapi selanjutnya ketika Tuhan menyelesaikan perkara raja asing itu dengan damai, barulah Ishak mulai kembali mengikuti perintah Tuhan dan Ishak menjadi begitu sabar ketika sumur-sumur kepunyaannya direbut terus menerus. Mungkin inilah alasan Tuhan mau menjadi Bapa bagi kita, agar kita mempunyai kemiripan dengan Bapanya.
Jika kita perhatikan JC yang selalu berkata segala sesuatu yang dilakukanNya adalah kehendak BapaNya. Dengan kata lain hal ini menunjukkan adanya kemiripan antara bapa dan anak, apalagi JC juga mengatakan bahwa diriNya dan BapaNya adalah satu. Bagaimana dengan kita? Apakah kita adalah anak yang semakin mirip dengan Bapanya?
Abraham yang dikenal sebagai bapa segala bangsa, bukanlah orang yang mirip dengan Bapa di sorga. Kita masih ingat justru Abraham lebih mengikuti keinginan istrinya untuk memperoleh anak dari budak perempuannya, daripada menantikan janji Tuhan. Tapi Tuhan tidak marah pada Abraham. Dari sini justru kita lebih melihat bagaimana Bapa di sorga tetap mengasihi anaknya meski ada perbuatan salah, terlebih lagi kita makin dibuat takjub dengan kasih Bapa yang mau mengorbankan AnakNya untuk menebus kesalahan kita selama ini.
So menjadi mirip dengan Bapa bukanlah diwujudkan dalam bentuk kemampuan kita yang ingin bisa melakukan semua perintah Tuhan. Tapi menjadi mirip dengan Bapa adalah seperti anak kecil yang kagum dengan bapanya dan bercita-cita ingin menjadi seperti bapanya, entah apakah kita nanti sanggup atau tidak mencapainya, tapi kita akan selalu terdorong untuk bisa mencapainya.
| 1:43:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Saturday
Like Father Like Son
Tuhan begitu menyukai sosok seorang bapa, hingga Tuhan mau menjadi Bapa bagi manusia yang merupakan ciptaanNya. Kalo kita ingat peristiwa orang muda yang ingin melakukan perintah Tuhan dengan sempurna. Lalu jawab Tuhan "tinggalkan hartamu dan ikutlah Aku". Orang muda itu pun pergi meninggalkanNya karena tidak mampu melakukannya. Menjadi Bapa bagi Tuhan adalah agar bisa selalu ada dekat anakNya, sehingga Bapa bisa mengasihi anakNya secara utuh.
Tapi ada waktunya dimana seorang bapa tidak bisa secara utuh mendampingi anaknya yang telah beranjak dewasa. Namun seorang anak akan tetap merasakan kehadiran bapanya melalui pikirannya dan sifatnya yang sama, yes like father like son. Seperti yang dialami Ishak yang harus pergi ke negeri asing. Ishak melakukan hal yang seperti Abraham lakukan, yaitu mengakui istrinya sebagai saudara ketika raja negeri asing itu tertarik dengan istrinya. Padahal mereka (Abraham dan Ishak) mempunyai pengalaman dengan Tuhan begitu mendalam, salah satunya adalah peristiwa Abraham harus mengorbankan Ishak. Bukankah seharusnya iman Ishak makin tinggi dan yakin Tuhan akan menolongnya meskipun raja orang asing itu menginginkan istrinya dengan paksa? Entah secara reflek atau tidak, justru Ishak lebih mengingat kelakuan Abraham bapanya daripada mengingat Tuhan.
Tapi selanjutnya ketika Tuhan menyelesaikan perkara raja asing itu dengan damai, barulah Ishak mulai kembali mengikuti perintah Tuhan dan Ishak menjadi begitu sabar ketika sumur-sumur kepunyaannya direbut terus menerus. Mungkin inilah alasan Tuhan mau menjadi Bapa bagi kita, agar kita mempunyai kemiripan dengan Bapanya.
Jika kita perhatikan JC yang selalu berkata segala sesuatu yang dilakukanNya adalah kehendak BapaNya. Dengan kata lain hal ini menunjukkan adanya kemiripan antara bapa dan anak, apalagi JC juga mengatakan bahwa diriNya dan BapaNya adalah satu. Bagaimana dengan kita? Apakah kita adalah anak yang semakin mirip dengan Bapanya?
Abraham yang dikenal sebagai bapa segala bangsa, bukanlah orang yang mirip dengan Bapa di sorga. Kita masih ingat justru Abraham lebih mengikuti keinginan istrinya untuk memperoleh anak dari budak perempuannya, daripada menantikan janji Tuhan. Tapi Tuhan tidak marah pada Abraham. Dari sini justru kita lebih melihat bagaimana Bapa di sorga tetap mengasihi anaknya meski ada perbuatan salah, terlebih lagi kita makin dibuat takjub dengan kasih Bapa yang mau mengorbankan AnakNya untuk menebus kesalahan kita selama ini.
So menjadi mirip dengan Bapa bukanlah diwujudkan dalam bentuk kemampuan kita yang ingin bisa melakukan semua perintah Tuhan. Tapi menjadi mirip dengan Bapa adalah seperti anak kecil yang kagum dengan bapanya dan bercita-cita ingin menjadi seperti bapanya, entah apakah kita nanti sanggup atau tidak mencapainya, tapi kita akan selalu terdorong untuk bisa mencapainya.
| 1:43:00 PM