Sunday
Offside
Offside adalah salah satu peraturan dalam pertandingan sepakbola yang cukup unik. Memang agak sulit untuk menjelaskan bagi yang tidak suka olahraga ini. Tapi bisa dibayangkan saja seperti suatu lomba lari yang sederhana, jika ada pelari yang mencuri start sebelum aba-aba wasit, maka pelari itu terkena offside dan harus diulang. Hanya kalo dalam sepakbola, aba-aba wasit itu sama dengan pemain yang mengoper bola ke depan, maka baik pemain teman atau lawan harus dalam posisi yang sejajar untuk kemudian start merebut operan bola tersebut. Hehhehe masih bingung kan...? :p
Hampir di setiap pertandingan sepakbola, seorang pemain akan protes jika dinyatakan terkena offside oleh wasit. Alasannya karena wasit yang kurang teliti dalam melihat pergerakan pemain. Seandainya JC menjadi wasitnya, akankah masih ada yang protes lagi? Percaya atau tidak, protes itu masih akan tetap ada. Karena sebenarnya bukan soal penerapannya offside yang jadi masalah, tapi "rasa tidak puas" pemain yang terkena offside, bayangkan sedikit lagi pemain bisa mencetak gol tiba-tiba dinyatakan offside, that's hurt!!!
Demikian juga di dalam JC, soal "rasa tidak puas" juga masih menjadi masalah bagi umatNya. Meski begitu banyak kesempatan yang diberikan JC bagi kita untuk men-gol-kan tujuan hidup kita. Tapi begitu banyak juga kesalahan kita, sehingga iblis selalu saja bisa menggagalkan kita dalam menyambut kesempatan (operan bola) dari JC. Seringkali kita sudah dalam posisi offside.
Sebenarnya rasa tidak puas ini terpicu oleh ego kita sendiri, yang tidak sabaran. Kalau kita perhatikan bagaimana JC menghadapi iblis, yaitu saat di padang gurun dan proses penyaliban, dimana di dalam kedua peristiwa itu JC sama sekali tidak menggunakan kuasa keilahiannya. JC hanya menghadapinya dengan firman Tuhan, meskipun terlihat JC sangat menderita karenanya. JC tetap mengimbangi segala perlawanan iblis dengan firman Tuhan, sampai iblis itupun pergi dariNya. Bisa jadi iblis pergi (kalah) karena kuasa Allah Bapa yang mengusirnya. So jika JC saja sabar, lalu apa dasarnya kita bertindak terburu-buru melawan perlawanan iblis? Imbangi perlawanan iblis dengan firman Tuhan (yang sudah otomatis penuh dengan kuasa Allah Bapa), maka Roh Kudus akan bekerja dengan luar biasa mengusir iblis. Jangan mau terjebak offside oleh iblis. Iblis akan membuat kita seolah-olah sudah menang dan berkuasa, padahal tanpa sadar kita sebenarnya tenggelam dalam ego kita sendiri.
Seringkali kita menyalahkan Adam karena membuat kita dalam situasi yang mudah terkena offside ini, karena gara-gara Adam kita menerima dosa warisan dan merusak hubungan kita dengan JC. Tapi apakah kita yakin kita bisa lebih "pintar" dari Adam dalam menghadapi tipu daya iblis waktu itu? Seandainya Adam pintar bisa lolos dari tipuan iblis waktu itu, sehingga kita semua sekarang masih dalam taman Eden dan bergaul akrab dengan JC. Bukankah di sana juga masih ada ular (iblis) yang akan terus mencari cara agar kita terbujuk dan hanya masalah waktu saja kita akan terbujuk oleh rayuannya. Yang akibatnya kita semua manusia yang masih di dalam taman Eden itu tiba-tiba juga harus diusir hehehe sama saja kan...?!!
Banyak orang melupakan hal kesabaran ketika kita sedang merasa bergairah di dalam JC, padahal JC sendiri selalu menerapkan hal kesabaran dan selalu menunggu waktuNya Allah Bapa sebagai hal yang utama. Kita itu seperti pemain yang terlalu bernafsu mencetak gol sehingga ga sadar kita sebenarnya sudah terkena offside tapi terus saja berusaha mencetak gol. Mungkin kita kemudian memang bisa mencetak gol, tapi bukankah yang terpenting adalah bahwa kita selalu ingin bertindak di dalam JC?
| 6:30:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Sunday
Offside
Offside adalah salah satu peraturan dalam pertandingan sepakbola yang cukup unik. Memang agak sulit untuk menjelaskan bagi yang tidak suka olahraga ini. Tapi bisa dibayangkan saja seperti suatu lomba lari yang sederhana, jika ada pelari yang mencuri start sebelum aba-aba wasit, maka pelari itu terkena offside dan harus diulang. Hanya kalo dalam sepakbola, aba-aba wasit itu sama dengan pemain yang mengoper bola ke depan, maka baik pemain teman atau lawan harus dalam posisi yang sejajar untuk kemudian start merebut operan bola tersebut. Hehhehe masih bingung kan...? :p
Hampir di setiap pertandingan sepakbola, seorang pemain akan protes jika dinyatakan terkena offside oleh wasit. Alasannya karena wasit yang kurang teliti dalam melihat pergerakan pemain. Seandainya JC menjadi wasitnya, akankah masih ada yang protes lagi? Percaya atau tidak, protes itu masih akan tetap ada. Karena sebenarnya bukan soal penerapannya offside yang jadi masalah, tapi "rasa tidak puas" pemain yang terkena offside, bayangkan sedikit lagi pemain bisa mencetak gol tiba-tiba dinyatakan offside, that's hurt!!!
Demikian juga di dalam JC, soal "rasa tidak puas" juga masih menjadi masalah bagi umatNya. Meski begitu banyak kesempatan yang diberikan JC bagi kita untuk men-gol-kan tujuan hidup kita. Tapi begitu banyak juga kesalahan kita, sehingga iblis selalu saja bisa menggagalkan kita dalam menyambut kesempatan (operan bola) dari JC. Seringkali kita sudah dalam posisi offside.
Sebenarnya rasa tidak puas ini terpicu oleh ego kita sendiri, yang tidak sabaran. Kalau kita perhatikan bagaimana JC menghadapi iblis, yaitu saat di padang gurun dan proses penyaliban, dimana di dalam kedua peristiwa itu JC sama sekali tidak menggunakan kuasa keilahiannya. JC hanya menghadapinya dengan firman Tuhan, meskipun terlihat JC sangat menderita karenanya. JC tetap mengimbangi segala perlawanan iblis dengan firman Tuhan, sampai iblis itupun pergi dariNya. Bisa jadi iblis pergi (kalah) karena kuasa Allah Bapa yang mengusirnya. So jika JC saja sabar, lalu apa dasarnya kita bertindak terburu-buru melawan perlawanan iblis? Imbangi perlawanan iblis dengan firman Tuhan (yang sudah otomatis penuh dengan kuasa Allah Bapa), maka Roh Kudus akan bekerja dengan luar biasa mengusir iblis. Jangan mau terjebak offside oleh iblis. Iblis akan membuat kita seolah-olah sudah menang dan berkuasa, padahal tanpa sadar kita sebenarnya tenggelam dalam ego kita sendiri.
Seringkali kita menyalahkan Adam karena membuat kita dalam situasi yang mudah terkena offside ini, karena gara-gara Adam kita menerima dosa warisan dan merusak hubungan kita dengan JC. Tapi apakah kita yakin kita bisa lebih "pintar" dari Adam dalam menghadapi tipu daya iblis waktu itu? Seandainya Adam pintar bisa lolos dari tipuan iblis waktu itu, sehingga kita semua sekarang masih dalam taman Eden dan bergaul akrab dengan JC. Bukankah di sana juga masih ada ular (iblis) yang akan terus mencari cara agar kita terbujuk dan hanya masalah waktu saja kita akan terbujuk oleh rayuannya. Yang akibatnya kita semua manusia yang masih di dalam taman Eden itu tiba-tiba juga harus diusir hehehe sama saja kan...?!!
Banyak orang melupakan hal kesabaran ketika kita sedang merasa bergairah di dalam JC, padahal JC sendiri selalu menerapkan hal kesabaran dan selalu menunggu waktuNya Allah Bapa sebagai hal yang utama. Kita itu seperti pemain yang terlalu bernafsu mencetak gol sehingga ga sadar kita sebenarnya sudah terkena offside tapi terus saja berusaha mencetak gol. Mungkin kita kemudian memang bisa mencetak gol, tapi bukankah yang terpenting adalah bahwa kita selalu ingin bertindak di dalam JC?
| 6:30:00 PM