Thursday
Merdeka atau mati.
Kemerdekaan kita menjadi hamba kebenaran, telah meluputkan kita dari kematian akibat menjadi hamba dosa. Kita akan memperoleh kehidupan yang kekal bersama JC. Namun apakah kita bisa menikmati kemerdekaan ini dengan menjadi hamba kebenaran? Ataukah kita hanya tertarik pada kehidupan yang kekal?
Kalau kita mau jujur, alasan kita menjadi hamba dosa ialah karena kita tidak mampu secara sempurna menjadi hamba kebenaran. Dan bukan hal yang aneh jika kita justru merasakan suasana kemerdekaan ketika kita menjadi hamba dosa. Bahkan untuk zaman sekarang sepertinya banyak orang yang telah lama menjadi hamba dosa tidak lagi terlalu takut dengan kematian, karena dalam pikiran mereka yang ada hanyalah memikirkan bagaimana bisa menikmati hidup senang dan bebas. (Wahyu 6: 15-16)
Ada semacam trauma dalam diri kita sehingga kita tidak bisa menikmati kemerdekaan sebagai hamba kebenaran. Kita terjebak dalam urusan penentuan yang benar dan yang salah. Mungkin ini yang dinamakan dosa warisan, karena Adam dan Hawa pun juga punya kesulitan dalam penentuan hal benar dan salah. Mari kita hilangkan trauma ini, yaitu dengan cara diam dalam kasihNya, dimana di dalam kasihNya tidak lagi akan dipermasalahkan siapa yang benar dan yang salah. (Roma 8:2-4)
JC menginginkan kita bertindak sebagai orang yang merdeka, yaitu orang yang bisa selalu bersukacita. Masih ingatkah kita waktu kecil, ketika kita pertama kali melakukan kebaikan dengan menolong seseorang? Dan ada rasa sukacita yang besar setelah kita memperoleh senyum dari yang kita tolong. Mungkin sekarang rasa itu sudah hilang bersamaan dengan bertambahnya pengetahuan kita tentang dunia yang juga selalu menawarkan sukacita yang lain.
Saat ini JC sudah mempersiapkan suatu tempat dimana kita bisa merasakan kembali rasa sukacita di dalam kebenaran, yaitu Kerajaan Allah. Bahkan JC pun sudah menciptakan miniatur Kerajaan Allah yaitu hati kita sendiri. JC ingin mengajak kita untuk mempertahankan kemerdekaan kita dalam kebenaran. Jika kita memang masih menyukai kebaikan, maka "apapun makanannya (apa pun yang kita terima dari dunia), minumnya selalu dengan hal kebaikan"
| 3:09:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Thursday
Merdeka atau mati.
Kemerdekaan kita menjadi hamba kebenaran, telah meluputkan kita dari kematian akibat menjadi hamba dosa. Kita akan memperoleh kehidupan yang kekal bersama JC. Namun apakah kita bisa menikmati kemerdekaan ini dengan menjadi hamba kebenaran? Ataukah kita hanya tertarik pada kehidupan yang kekal?
Kalau kita mau jujur, alasan kita menjadi hamba dosa ialah karena kita tidak mampu secara sempurna menjadi hamba kebenaran. Dan bukan hal yang aneh jika kita justru merasakan suasana kemerdekaan ketika kita menjadi hamba dosa. Bahkan untuk zaman sekarang sepertinya banyak orang yang telah lama menjadi hamba dosa tidak lagi terlalu takut dengan kematian, karena dalam pikiran mereka yang ada hanyalah memikirkan bagaimana bisa menikmati hidup senang dan bebas. (Wahyu 6: 15-16)
Ada semacam trauma dalam diri kita sehingga kita tidak bisa menikmati kemerdekaan sebagai hamba kebenaran. Kita terjebak dalam urusan penentuan yang benar dan yang salah. Mungkin ini yang dinamakan dosa warisan, karena Adam dan Hawa pun juga punya kesulitan dalam penentuan hal benar dan salah. Mari kita hilangkan trauma ini, yaitu dengan cara diam dalam kasihNya, dimana di dalam kasihNya tidak lagi akan dipermasalahkan siapa yang benar dan yang salah. (Roma 8:2-4)
JC menginginkan kita bertindak sebagai orang yang merdeka, yaitu orang yang bisa selalu bersukacita. Masih ingatkah kita waktu kecil, ketika kita pertama kali melakukan kebaikan dengan menolong seseorang? Dan ada rasa sukacita yang besar setelah kita memperoleh senyum dari yang kita tolong. Mungkin sekarang rasa itu sudah hilang bersamaan dengan bertambahnya pengetahuan kita tentang dunia yang juga selalu menawarkan sukacita yang lain.
Saat ini JC sudah mempersiapkan suatu tempat dimana kita bisa merasakan kembali rasa sukacita di dalam kebenaran, yaitu Kerajaan Allah. Bahkan JC pun sudah menciptakan miniatur Kerajaan Allah yaitu hati kita sendiri. JC ingin mengajak kita untuk mempertahankan kemerdekaan kita dalam kebenaran. Jika kita memang masih menyukai kebaikan, maka "apapun makanannya (apa pun yang kita terima dari dunia), minumnya selalu dengan hal kebaikan"
| 3:09:00 PM