Tuesday
Sepotong ikan goreng
Berita kebangkitan JC menghebohkan murid-muridNya. Belum habis rasa kebingungan para muridNya, JC yang telah bangkit dengan tubuh kemuliaan datang menghampiri murid-muridNya. Ketika dilihat para muridNya masih saja dalam kebingungan saat melihatNya, maka JC berusaha menyakinkan mereka. Meskipun telah bangkit dengan tubuh kemuliaan yang siap terangkat ke sorga, namun JC memutuskan untuk memakan sepotong ikan goreng, agar para muridNya tidak menganggapNya sebagai hantu. (Lukas 24:36-43). Memang bagi JC hal sekecil ini tidaklah akan mempengaruhi kekudusanNya, namun kita bisa menarik sebuah pelajaran disini yaitu JC lebih mengutamakan terpeliharanya iman para murid kepadaNya sebagai bentuk kekudusan kasihNya daripada memusingkan kekudusan fisik.
Dalam peristiwa kelahiranNya yang seharusnya didukung dengan kekudusan, namun karena keraguan orang majus sehingga harus bertemu dengan raja Herodes yang menyebabkan kecemburuan Herodes dan ditandai dengan tertumpahnya darah bayi-bayi yang tak berdosa. JC tidak mencegah peristiwa ini ataupun menghukum orang majus, karena yang dilakukan orang majus adalah produk sebuah kekudusan kasih manusia terhadap Tuhan, yang bisa saja tidak sempurna.
Tidak hanya sampai disitu, ketidak sempurnaan kekudusan manusia dalam mengasihi Tuhan masih terus berlanjut hingga peristiwa penyaliban JC. Peristiwa penyaliban JC bukanlah "sebuah skenario Tuhan yang dipaksakan kepada manusia" sehingga membuat Judas si pengkhianat menjadi seorang "pahlawan" bagi penyaliban JC. Peristiwa penyaliban JC adalah juga merupakan produk kekudusan kasih manusia kepada Tuhan, hanya saja produk ini sangat tidak sempurna karena kekudusannya sudah tercemari oleh cinta akan sejumlah uang. Sehingga JC yang kudus, harus rela menikmati "sepotong ikan goreng" dalam bentuk penghinaan, penyiksaan dan penyaliban.
Lalu apakah kita tidak bisa kudus? Ya, kita memang tidak bisa kudus. Jika kita ingat Tuhan berkata "Kuduslah sebab Aku kudus". Artinya adalah yang Tuhan minta dari kita adalah kita menerima kekudusan kasih Tuhan. Janganlah sampai Tuhan harus memakan "sepotong ikan goreng" lagi. Kita harus berusaha tetap menerimaNya dalan segala situasi, bahkan situasi yang tidak menyenangkan sekalipun. Percayalah bahwa kekudusan kasih Tuhan tidak akan ada yang bisa menghalangiNya meski apapun yang terjadi, karena Tuhan lebih mengutamakan kita sebagai ciptaanNya. Kita akan selalu berada di dalam kasihNya yang begitu kudus dan murni untuk selama-lamanya.
Sediakanlah selalu menu khas JC yaitu "makananKu adalah melakukan kehendak Tuhan". Kita yang tidak kudus tapi mau menerima JC maka kita pun menjadi kudus karena JC akan masuk dan makan bersama-sama kita.
| 2:09:00 AM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Tuesday
Sepotong ikan goreng
Berita kebangkitan JC menghebohkan murid-muridNya. Belum habis rasa kebingungan para muridNya, JC yang telah bangkit dengan tubuh kemuliaan datang menghampiri murid-muridNya. Ketika dilihat para muridNya masih saja dalam kebingungan saat melihatNya, maka JC berusaha menyakinkan mereka. Meskipun telah bangkit dengan tubuh kemuliaan yang siap terangkat ke sorga, namun JC memutuskan untuk memakan sepotong ikan goreng, agar para muridNya tidak menganggapNya sebagai hantu. (Lukas 24:36-43). Memang bagi JC hal sekecil ini tidaklah akan mempengaruhi kekudusanNya, namun kita bisa menarik sebuah pelajaran disini yaitu JC lebih mengutamakan terpeliharanya iman para murid kepadaNya sebagai bentuk kekudusan kasihNya daripada memusingkan kekudusan fisik.
Dalam peristiwa kelahiranNya yang seharusnya didukung dengan kekudusan, namun karena keraguan orang majus sehingga harus bertemu dengan raja Herodes yang menyebabkan kecemburuan Herodes dan ditandai dengan tertumpahnya darah bayi-bayi yang tak berdosa. JC tidak mencegah peristiwa ini ataupun menghukum orang majus, karena yang dilakukan orang majus adalah produk sebuah kekudusan kasih manusia terhadap Tuhan, yang bisa saja tidak sempurna.
Tidak hanya sampai disitu, ketidak sempurnaan kekudusan manusia dalam mengasihi Tuhan masih terus berlanjut hingga peristiwa penyaliban JC. Peristiwa penyaliban JC bukanlah "sebuah skenario Tuhan yang dipaksakan kepada manusia" sehingga membuat Judas si pengkhianat menjadi seorang "pahlawan" bagi penyaliban JC. Peristiwa penyaliban JC adalah juga merupakan produk kekudusan kasih manusia kepada Tuhan, hanya saja produk ini sangat tidak sempurna karena kekudusannya sudah tercemari oleh cinta akan sejumlah uang. Sehingga JC yang kudus, harus rela menikmati "sepotong ikan goreng" dalam bentuk penghinaan, penyiksaan dan penyaliban.
Lalu apakah kita tidak bisa kudus? Ya, kita memang tidak bisa kudus. Jika kita ingat Tuhan berkata "Kuduslah sebab Aku kudus". Artinya adalah yang Tuhan minta dari kita adalah kita menerima kekudusan kasih Tuhan. Janganlah sampai Tuhan harus memakan "sepotong ikan goreng" lagi. Kita harus berusaha tetap menerimaNya dalan segala situasi, bahkan situasi yang tidak menyenangkan sekalipun. Percayalah bahwa kekudusan kasih Tuhan tidak akan ada yang bisa menghalangiNya meski apapun yang terjadi, karena Tuhan lebih mengutamakan kita sebagai ciptaanNya. Kita akan selalu berada di dalam kasihNya yang begitu kudus dan murni untuk selama-lamanya.
Sediakanlah selalu menu khas JC yaitu "makananKu adalah melakukan kehendak Tuhan". Kita yang tidak kudus tapi mau menerima JC maka kita pun menjadi kudus karena JC akan masuk dan makan bersama-sama kita.
| 2:09:00 AM