just cross my mind
Tuesday

V I P


Saya masih teringat, ketika mama saya terkena stroke untuk pertama kalinya, saat itu dalam kepanikan saya terucap doa agar mama saya diberi kesempatan untuk tetap hidup. Dan doa saya dikabulkan, mama saya cepat sadar dari stroke tanpa ada lumpuh sama sekali. Kemudian setelah 1,5 tahun berlalu, mama saya dipanggil oleh Bapa ke pangkuanNya. Mama saya terkena stroke lagi dan serangan jantung. Tapi entah kenapa waktu itu saya tidak lagi berdoa untuk meminta kesempatan untuk mama tetap hidup, saya hanya berdoa agar mama diberikan hal yang terbaik oleh Bapa.



Mungkin di awal doa saya, ketika saya minta agar mama diberikan kesempatan hidup, itu menjadi alasan mama saya tidak bisa menghadiri perjamuan di Kerajaan Sorga, seperti dalam perumpamaan tentang orang-orang yang tidak bisa datang ke perjamuan tersebut (Matius 22:1-14). Dan mungkin itu juga menjadi alasan mama saya sendiri, agar beliau bisa tetap bersama-sama dengan kami sekeluarga. Tapi bukan berarti kita tidak mau ke sana, hanya saja kita merasa belum siap. Atau lebih tepatnya mungkinkah kita akan pernah siap? Rasul Paulus berkata bahwa mati adalah keuntungan, suatu pernyataan bahwa Paulus siap untuk menghadiri perjamuan di Kerajaan Sorga, dan saya yakin apa yang terjadi dalam kehidupan Paulus mendasari pernyataan kesiapan Paulus itu. Demikian juga dengan kehidupan kita masing-masing tentunya



Kemudian masih dalam perumpamaan perjamuan Kerajaan Sorga itu, Tuhan dengan mudahnya mengundang "orang-orang sembarangan" datang ke perjamuan. Dan ketika ditemukan ada seorang yang tidak memakai baju pesta, orang itu pun diusir. Ada hal yang sangat menarik yang perlu kita perhatikan disini, yaitu baju pesta. Saat Tuhan mengundang "orang-orang sembarangan" tidak disebutkan harus memakai baju pesta, dan coba bayangkan jika orang gelandangan dan sakit yang disuruh datang itu wajib memakai baju pesta?!



Lalu siapakah orang yang ditegur oleh Raja karena tidak memakai baju pesta dalam perjamuan itu? Kenapa Raja menanyakan soal pakai baju pesta? Pernah terpikirkah oleh kita bahwa Raja menanyakan soal pakai baju pesta itu adalah karena orang itu seharusnya pakai baju pesta? Dengan kata lain, orang itu adalah orang yang layak diundang dalam pesta itu, undangan VIP, bukan sama dengan orang sembarangan yang disuruh datang dalam pesta itu! Dengan menanyakan soal baju pesta, berarti Raja masih peduli dengan hal kelayakan, Tuhan memang pemurah tapi bukan murahan!



Dalam Lukas 14: 24, dikatakan tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati perjamuan Kerajaan Sorga. Ya, Tuhan digambarkan dalam perumpamaan itu seperti sedang marah besar, tapi cobalah kita ingat juga peristiwa Niniwe yang mendadak berpuasa dan bertobat. Dan Tuhan pun meredam kemarahanNya, dengan satu alasan yang sangat sederhana, yaitu Niniwe mempunyai banyak jiwa yang bodoh (tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri). Bukankah kita juga manusia yang bodoh, yang sepertinya hendak menukar Kerajaan Sorga dengan keinginan duniawi kita?



Meski kita memang terkadang seperti orang bodoh, tapi kita bukanlah orang yang bisa menolak Tuhan terus menerus. Kita merasa menyesal dan bersalah saat melakukan kesalahan terhadap Tuhan. Kita ingin kembali ke jalanNya. Kerajaan Sorga bukanlah cuma soal kesiapan untuk meninggalkan dunia ini. Kerajaan Sorga adalah hal kelayakan kita dan gairah kita terhadap Tuhan, yang digambarkan dalam memakai baju pesta.



Dan saat saya mendoakan agar mama saya diberikan hal yang terbaik oleh Bapa, itu menunjukkan bahwa sayapun ikut "mendandani" mama saya dengan baju pesta. Karena saya sangat "bergairah" sekali mengantar mama ke sorga karena di sorga ada banyak hal yang terbaik buat mama saya.



Rasul Paulus berkata jika dia masih harus hidup di dunia ini, maka Paulus sangat bergairah untuk bekerja di dalam Tuhan. Paulus sedang menghiasi "baju pesta" nya. Bagaimana dengan persiapan "baju pesta" kita yang sudah mengantongi undangan VIP dari Bapa? Atau kita masih sibuk dengan urusan kita? Dalam 2 Timotius 2:11-13 "... jika kita menyangkal JC, Dia pun akan menyangkal kita, tetapi jika kita tidak setia, JC tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal Diri-Nya, yang penuh dengan kasih setia


| 3:18:00 PM




[stories] [tag] [contact] [archive]