just cross my mind
Thursday

Heroes



Musa adalah orang yang dipercayai Tuhan untuk menuntun bangsa Israel menuju ke Tanah Perjanjian. Tapi kemudian Musa tidak diijinkan masuk ke Tanah Perjanjian karena melakukan kesalahan. Terus terang saya agak kesulitan memahami bahwa Musa telah melakukan sesuatu kesalahan yang fatal (sehingga Tuhan tidak mau mengampuninya) dalam peristiwa mujizat munculnya mata air dari bebatuan di Meriba saat bangsa Israel mengeluhkan tidak adanya air. Disitu Tuhan menyatakan Musa tidak menghormati kekudusanNya di depan bangsa Israel.



Mari kita lihat peristiwa-peristiwa Musa sebelum melakukan kesalahan itu, yaitu saat dimana Musa merasa lelah dengan sungut-sungut orang Israel, lalu Musa pun mengeluh kepada Tuhan karena dirinya merasa seperti memelihara anak kecil. Musa sempat memohon agar jangan hanya pada dirinya saja yang menjadi perantara antara orang Israel dan Tuhan. Tuhan pun mengabulkannya dan membagi-bagikan Roh yang ada pada Musa kepada ke tujuh puluh orang tua Israel.



Setelah kejadian itu, mulailah bermunculan pemberontakan-pemberontakan dalam bangsa Israel. Mereka merasa tidak perlu lagi menentukan masa depan mereka melalui Musa. Tuhan pun marah dengan sikap mereka. Lalu Tuhan menegaskan bahwa Musa masih tetap sebagai pemimpin bangsa Israel dan bahkan Tuhan hendak membinasakan siapa saja yang memberontak. Namun Musa selalu memohon pengampunan agar Tuhan tidak melaksanakannya.



Musa yang begitu baik, selalu memohonkan pengampunan buat bangsa Israel, tapi tidak mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Mungkin bagi Tuhan ini bukan soal pengampunan, mungkin Tuhan memang harus "mengorbankan" Musa. Ya, mungkin saya terlalu ekstrem untuk mengatakan hal ini, karena saya tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat. Tapi ingat, bahwa Tuhan pun harus rela "mengorbankan" JC demi keselamatan umatNya. Demikian juga Musa yang harus dikorbankan Tuhan demi keutuhan bangsa Israel yang terlalu berani memberontak. Bisa dibayangkan bila bangsa Israel terus memberontak, siapakah yang akan bisa mencapai Tanah Perjanjian? Demi sesuatu yang besar, Tuhan harus rela mengorbankan yang dikasihiNya. Dan terbukti, saat Musa digantikan Yosua, bangsa Israel bisa bersatu meraih kemenangan demi kemenangan di Tanah Perjanjian. Bukankah Yosua masih muda untuk menjadi pemimpin? Tidakkah hal ini justru akan memancing lebih banyak pemberontakan? Jelas penghukuman Tuhan terhadap Musa itu telah meredam pemberontakan.



Entah bagaimana perasaannya Musa menjalani masa-masa kepemimpinannya setelah Tuhan menghukumnya. Tapi yang pasti Musa tidak memilih untuk memberontak terhadap Tuhan, melainkan tetap setia dalam tuntunan Tuhan. Meskipun begitu, saat-saat telah mendekati Tanah Perjanjian, Musa sempat memohon kembali pengampunan kepada Tuhan. Namun Tuhan berkata cukuplah jangan berbicara hal itu lagi. Ya, Tuhan tidak mau berbicara hal itu lagi karena Tuhan pun sedih karena demi sesuatu yang penting Tuhan tidak mengampuni Musa, apalagi Tuhan melihat ternyata Musa masih tetap mau setia kepadaNya. Sikap tetap setia Musa ini (setelah dihukum Tuhan), secara tidak langsung, mungkin juga telah menyadarkan orang Israel dari ingin memberontak menjadi semangat untuk bersatu. Tapi yang pasti Musa telah membuat dirinya menjadi pahlawan di mata Tuhan, pahlawan yang mau berkorban demi kemuliaan nama Tuhan. Musa telah mengorbankan kepentingan pribadinya.



Mungkin kita sekarang sedang "dikorbankan" Tuhan demi kemuliaan nama Tuhan, sama seperti Musa kita tidak tahu ada apa dan mengapa. Tapi ketika kita mengalami situasi yang tidak menyenangkan, yakinlah bahwa Tuhan pun tidak merasa nyaman juga jika harus membiarkan hal tersebut terjadi pada kita. Apakah kita siap untuk menjadi pahlawan bagi Tuhan? Berkorban bukanlah suatu kemampuan, namun kemauan. Teladanilah JC yang sebenarnya mempunyai kemampuan Ilahi, namun berkemauan melepaskannya demi menyelamatkan manusia. Di mata Tuhan, semua orang bisa menjadi berharga. Di mata Tuhan, you can changed from zero to hero.


| 12:55:00 PM




[stories] [tag] [contact] [archive]