Monday
Bayar Harga
Rasa keadilan Tuhan menyebabkan Tuhan harus membayar harga penebusan manusia melalui JC, padahal Tuhan cukup menggunakan kuasaNya semata. Ini membuktikan bahwa Tuhan Maha Adil. Meskipun hargaNya melebihi dari segala-galanya, namun Tuhan karena kasihNya rela hanya untuk dibayarkan sebagai penebusan manusia. Tuhan telah memasang harga tertinggi. Bahkan sampai sekarang pun, iblis yang katanya juga ingin merebut manusia, tidak sedikitpun mampu mendekati harga itu, karena iblis tidak mau berkorban sedikitpun untuk manusia.
Bagaimana dengan kita? Dengan mudahnya kita akan berkata seluruh hidup kita akan kita serahkan kepada Kristus! Haleluyah! Tetapi marilah kita pelajari peristiwa Abraham yang diuji oleh Tuhan untuk mengorbankan anaknya Ishak kepada Tuhan. Yang menarik adalah dalam perikop Alkitab tersebut, tidak digambarkannya bagaimana perasaan Abraham ketika menuntun Ishak hingga sampai saat Abraham harus mengayunkan pisau untuk menyembelih Ishak. Mungkin ada baiknya kita mengenali sifat Abraham. Jika kita baca perikop-perikop Alkitab tentang Abraham sebelum peristiwa ini, kita akan menemukan 2 peristiwa yang nyaris sama, yaitu Abraham tidak mengakui istrinya karena takut dibunuh. Abraham pernah dua kali harus berada di daerah asing, yang menurutnya tidak mengenal Tuhan. Karena kecantikan Sara istrinya, maka raja setempat menginginkannya, Abraham pun takut dibunuh jika mengakui itu istrinya. Padahal diantara 2 peristiwa itu, Abraham telah mengalami peristiwa Sodom dan Gomora, sehingga Abraham telah menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan menyelamatkan keluarganya. Disini kita bisa mengetahui bagaimana sifat Abraham terutama terhadap kepercayaannya kepada Tuhan. Bisa dibayangkan Tuhan harus repot-repot mendatangi kedua raja yang hampir menyentuh Sara, dan raja2 itupun menjadi ketakutan sendiri dan mengembalikan Sara kepada Abraham.
Mungkin inilah sebabnya Tuhan mau menguji Abraham untuk mengorbankan anaknya Ishak? Abraham percaya kepada Tuhan, tapi Abraham juga pernah tidak menunjukkan kepercayaannya itu. Tuhan harus memastikan hal itu dengan mengujinya. Saya tidak tahu bagaimana perasaan Abraham saat-saat ujian itu, tapi Abraham berhasil menyakinkan Tuhan, Abraham berhasil membayar harga yang pantas buat kepercayaannya kepada Tuhan, sehingga Tuhan percaya dan menyediakan domba sebagai ganti Ishak yang harus dikorbankannya kepadaNya.
Bagaimana perasaan Abraham saat-saat ujian itu tidak akan menjadi penting lagi jika kita sendirilah yang harus berada dalam saat-saat ujian itu! Keadilan Tuhan bekerja secara otomatis dalam hidup kita, sehingga Tuhan tahu harga-harga yang harus kita bayar, terutama dari ucapan rohani kita yang dengan mudahnya keluar dari mulut kita, tetapi seperti Abraham, bukan tidak mungkin kita pernah tidak "menghargai" ucapan rohani kita sendiri. Kita mau menyerahkan hidup kita kepada Kristus, tetapi begitu banyak detik-detik yang terbuang begitu saja tanpa Kristus. Dengan kata lain jika kita tidak bisa memastikan bahwa kita bisa membayar harga, so kenapa kita harus memasang harga yang tinggi sekali? JC pernah berkata bahwa ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu! (Markus 4:24). Mungkin kita berkata bukankah ini iman?! Tetapi iman tanpa perbuatan adalah mati, sama seperti kita bisa "mati" jika kita tidak sanggup membayar harga yang terlalu tinggi bagi kita.
Marilah kita mengevaluasi kegiatan rohani kita seperti kita sering memangkas daun-daun, sehingga Tuhan tahu apakah kita sedang berbuah atau tidak. Entah apa jadinya jika JC menyangka kita sedang berbuah karena rimbunnya daun, sehingga JC merasa tertipu dan dirugikan. Apakah kita sanggup membayar harga yang dituntutNya nanti?
Bersyukurlah selalu dengan keadaan yang tidak menyenangkan bagi kita tapi Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita, dan jika kita melewatinya dengan kesetiaan kita kepada Tuhan, maka bukan tidak mungkin hal ini adalah yang Tuhan ijinkan supaya kita "menyicil" membayar harga yang harus kita bayarkan.
| 7:23:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Monday
Bayar Harga
Rasa keadilan Tuhan menyebabkan Tuhan harus membayar harga penebusan manusia melalui JC, padahal Tuhan cukup menggunakan kuasaNya semata. Ini membuktikan bahwa Tuhan Maha Adil. Meskipun hargaNya melebihi dari segala-galanya, namun Tuhan karena kasihNya rela hanya untuk dibayarkan sebagai penebusan manusia. Tuhan telah memasang harga tertinggi. Bahkan sampai sekarang pun, iblis yang katanya juga ingin merebut manusia, tidak sedikitpun mampu mendekati harga itu, karena iblis tidak mau berkorban sedikitpun untuk manusia.
Bagaimana dengan kita? Dengan mudahnya kita akan berkata seluruh hidup kita akan kita serahkan kepada Kristus! Haleluyah! Tetapi marilah kita pelajari peristiwa Abraham yang diuji oleh Tuhan untuk mengorbankan anaknya Ishak kepada Tuhan. Yang menarik adalah dalam perikop Alkitab tersebut, tidak digambarkannya bagaimana perasaan Abraham ketika menuntun Ishak hingga sampai saat Abraham harus mengayunkan pisau untuk menyembelih Ishak. Mungkin ada baiknya kita mengenali sifat Abraham. Jika kita baca perikop-perikop Alkitab tentang Abraham sebelum peristiwa ini, kita akan menemukan 2 peristiwa yang nyaris sama, yaitu Abraham tidak mengakui istrinya karena takut dibunuh. Abraham pernah dua kali harus berada di daerah asing, yang menurutnya tidak mengenal Tuhan. Karena kecantikan Sara istrinya, maka raja setempat menginginkannya, Abraham pun takut dibunuh jika mengakui itu istrinya. Padahal diantara 2 peristiwa itu, Abraham telah mengalami peristiwa Sodom dan Gomora, sehingga Abraham telah menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan menyelamatkan keluarganya. Disini kita bisa mengetahui bagaimana sifat Abraham terutama terhadap kepercayaannya kepada Tuhan. Bisa dibayangkan Tuhan harus repot-repot mendatangi kedua raja yang hampir menyentuh Sara, dan raja2 itupun menjadi ketakutan sendiri dan mengembalikan Sara kepada Abraham.
Mungkin inilah sebabnya Tuhan mau menguji Abraham untuk mengorbankan anaknya Ishak? Abraham percaya kepada Tuhan, tapi Abraham juga pernah tidak menunjukkan kepercayaannya itu. Tuhan harus memastikan hal itu dengan mengujinya. Saya tidak tahu bagaimana perasaan Abraham saat-saat ujian itu, tapi Abraham berhasil menyakinkan Tuhan, Abraham berhasil membayar harga yang pantas buat kepercayaannya kepada Tuhan, sehingga Tuhan percaya dan menyediakan domba sebagai ganti Ishak yang harus dikorbankannya kepadaNya.
Bagaimana perasaan Abraham saat-saat ujian itu tidak akan menjadi penting lagi jika kita sendirilah yang harus berada dalam saat-saat ujian itu! Keadilan Tuhan bekerja secara otomatis dalam hidup kita, sehingga Tuhan tahu harga-harga yang harus kita bayar, terutama dari ucapan rohani kita yang dengan mudahnya keluar dari mulut kita, tetapi seperti Abraham, bukan tidak mungkin kita pernah tidak "menghargai" ucapan rohani kita sendiri. Kita mau menyerahkan hidup kita kepada Kristus, tetapi begitu banyak detik-detik yang terbuang begitu saja tanpa Kristus. Dengan kata lain jika kita tidak bisa memastikan bahwa kita bisa membayar harga, so kenapa kita harus memasang harga yang tinggi sekali? JC pernah berkata bahwa ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu! (Markus 4:24). Mungkin kita berkata bukankah ini iman?! Tetapi iman tanpa perbuatan adalah mati, sama seperti kita bisa "mati" jika kita tidak sanggup membayar harga yang terlalu tinggi bagi kita.
Marilah kita mengevaluasi kegiatan rohani kita seperti kita sering memangkas daun-daun, sehingga Tuhan tahu apakah kita sedang berbuah atau tidak. Entah apa jadinya jika JC menyangka kita sedang berbuah karena rimbunnya daun, sehingga JC merasa tertipu dan dirugikan. Apakah kita sanggup membayar harga yang dituntutNya nanti?
Bersyukurlah selalu dengan keadaan yang tidak menyenangkan bagi kita tapi Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita, dan jika kita melewatinya dengan kesetiaan kita kepada Tuhan, maka bukan tidak mungkin hal ini adalah yang Tuhan ijinkan supaya kita "menyicil" membayar harga yang harus kita bayarkan.
| 7:23:00 PM