Friday
Penabur
Kita sering mendengar hukum tabur tuai, yaitu apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Sehingga kita berlomba-lomba menabur kebaikan dan kebenaran firman Tuhan agar memperoleh tuaian yang baik, karena kita rindu semua orang merasakan sukacita yang kita rasakan dalam hidup bersama JC.
Namun dalam menabur, banyak hal yang harus kita perhatikan, agar kita bisa menghasilkan tuaian yang baik. Ada baiknya jika kita mempelajari keadaan-keadaan yang bisa saja terjadi melalui perumpamaan JC tentang hal menabur (Matius 13), yaitu :
Yang pertama, taburan firman Tuhan jatuh di pinggir jalan, orang mendengarnya tapi tidak mengerti. "Tidak mengerti" disini adalah artinya orang itu tidak mengerti bahwa firman Tuhan itu harus dilakukan, mereka hanya menganggapnya sebagai kata-kata yang baik untuk diucapkan. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini ialah burung memakan benih-benih itu. Ketika kita begitu bersemangat dan begitu banyak yang ingin kita taburkan kita jadi kewalahan sendiri, sehingga benih-benih itu terjatuh di tempat sembarangan. Kita lebih terfokus kepada quantity jiwa yang mendengar bukan quality jiwa yang mendengar. Jika saja kita sadar bahwa satu benih saja itu sangat besar manfaatnya, tentu kita tidak akan sembarangan menaburnya. Mari kita fokus kepada hal yang Tuhan mau percayakan kepada kita, meskipun itu kecil.
Yang kedua, taburan firman Tuhan jatuh di tanah yang berbatu-batu, orang yang mendengarnya dan menerimanya dengan sukacita, ya hanya hal-hal dari firman Tuhan yang mendatangkan sukacita saja yang mereka mau dengar. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini ialah tanahnya sedikit sekali sehingga tidak berakar. Ketidak sabaran kita dalam menabur kadang membuat kita terjebak untuk "memodifikasi" benih bertumbuh dengan tanah yang sedikit, kita dibuat harus mengikuti "selera pasar dunia" baik secara perorangan ataupun kelompok, yang tidak mau bertumbuh sungguh-sungguh di dalam JC. Benih hanya menjadi "bonsai" yang buahnya pun kecil sekali. Kita "mengatur" pertumbuhan benih itu, sehingga benih hanya untuk bertumbuh menjadi pohon hiasan kerohanian kita. Ada rencana yang terbaik dan terindah dari Tuhan melalui firman Tuhan, mari kita mendukungnya 100%, biarlah firman Tuhan itu yang mengubah kita, bukan sebaliknya.
Yang ketiga, taburan firman Tuhan jatuh di semak duri, orang yang mendengarnya dan menerimanya sebagai salah satu pilihan untuk menjalani hidup, bukan pilihan utama. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini adalah semak duri itu semakin membesar. Adalah tidak baik jika kita menanam benih berdekatan dengan tanaman lain, karena akar-akar akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain kekuatan iman setiap orang tidaklah sama. Bahkan JC pun berkata cukup memakai standar yang kecil dalam beriman, maka itu sudah hal luar biasa bagi manusia, apalagi di jaman sekarang begitu banyak godaan (pilihan/akar lain). Karena itu ada baiknya kita juga mengenali orang yang kita tabur, mungkin kita bisa saling membantu dalam pertumbuhan imannya.
Yang keempat, taburan firman Tuhan di tanah yang baik, orang yang mendengar firman itu dan mengerti. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini adalah orang itu mengerti firman Tuhan dan melakukan firman Tuhan tersebut terus menerus sehingga berbuah banyak. Tujuan utama disini adalah berbuah banyak, kita harus "menularkan" keinginan untuk berbuah banyak itu melalui hasil buah-buah perbuatan kita sendiri. Sama seperti kita mengagumi kasih dan kebaikan JC kepada kita.
Dalam Pengkhotbah 11: 6 dikatakan menaburlah di pagi hari dan janganlah mengistirahatkan tanganmu di petang hari karena kita tidak tahu apakah yang kita tabur itu akan menghasilkan yang baik. Jadilah Penabur yang baik.
| 8:12:00 PM
[stories]
[tag]
[contact]
[archive]
Friday
Penabur
Kita sering mendengar hukum tabur tuai, yaitu apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Sehingga kita berlomba-lomba menabur kebaikan dan kebenaran firman Tuhan agar memperoleh tuaian yang baik, karena kita rindu semua orang merasakan sukacita yang kita rasakan dalam hidup bersama JC.
Namun dalam menabur, banyak hal yang harus kita perhatikan, agar kita bisa menghasilkan tuaian yang baik. Ada baiknya jika kita mempelajari keadaan-keadaan yang bisa saja terjadi melalui perumpamaan JC tentang hal menabur (Matius 13), yaitu :
Yang pertama, taburan firman Tuhan jatuh di pinggir jalan, orang mendengarnya tapi tidak mengerti. "Tidak mengerti" disini adalah artinya orang itu tidak mengerti bahwa firman Tuhan itu harus dilakukan, mereka hanya menganggapnya sebagai kata-kata yang baik untuk diucapkan. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini ialah burung memakan benih-benih itu. Ketika kita begitu bersemangat dan begitu banyak yang ingin kita taburkan kita jadi kewalahan sendiri, sehingga benih-benih itu terjatuh di tempat sembarangan. Kita lebih terfokus kepada quantity jiwa yang mendengar bukan quality jiwa yang mendengar. Jika saja kita sadar bahwa satu benih saja itu sangat besar manfaatnya, tentu kita tidak akan sembarangan menaburnya. Mari kita fokus kepada hal yang Tuhan mau percayakan kepada kita, meskipun itu kecil.
Yang kedua, taburan firman Tuhan jatuh di tanah yang berbatu-batu, orang yang mendengarnya dan menerimanya dengan sukacita, ya hanya hal-hal dari firman Tuhan yang mendatangkan sukacita saja yang mereka mau dengar. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini ialah tanahnya sedikit sekali sehingga tidak berakar. Ketidak sabaran kita dalam menabur kadang membuat kita terjebak untuk "memodifikasi" benih bertumbuh dengan tanah yang sedikit, kita dibuat harus mengikuti "selera pasar dunia" baik secara perorangan ataupun kelompok, yang tidak mau bertumbuh sungguh-sungguh di dalam JC. Benih hanya menjadi "bonsai" yang buahnya pun kecil sekali. Kita "mengatur" pertumbuhan benih itu, sehingga benih hanya untuk bertumbuh menjadi pohon hiasan kerohanian kita. Ada rencana yang terbaik dan terindah dari Tuhan melalui firman Tuhan, mari kita mendukungnya 100%, biarlah firman Tuhan itu yang mengubah kita, bukan sebaliknya.
Yang ketiga, taburan firman Tuhan jatuh di semak duri, orang yang mendengarnya dan menerimanya sebagai salah satu pilihan untuk menjalani hidup, bukan pilihan utama. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini adalah semak duri itu semakin membesar. Adalah tidak baik jika kita menanam benih berdekatan dengan tanaman lain, karena akar-akar akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain kekuatan iman setiap orang tidaklah sama. Bahkan JC pun berkata cukup memakai standar yang kecil dalam beriman, maka itu sudah hal luar biasa bagi manusia, apalagi di jaman sekarang begitu banyak godaan (pilihan/akar lain). Karena itu ada baiknya kita juga mengenali orang yang kita tabur, mungkin kita bisa saling membantu dalam pertumbuhan imannya.
Yang keempat, taburan firman Tuhan di tanah yang baik, orang yang mendengar firman itu dan mengerti. JC mengatakan bahwa yang terjadi disini adalah orang itu mengerti firman Tuhan dan melakukan firman Tuhan tersebut terus menerus sehingga berbuah banyak. Tujuan utama disini adalah berbuah banyak, kita harus "menularkan" keinginan untuk berbuah banyak itu melalui hasil buah-buah perbuatan kita sendiri. Sama seperti kita mengagumi kasih dan kebaikan JC kepada kita.
Dalam Pengkhotbah 11: 6 dikatakan menaburlah di pagi hari dan janganlah mengistirahatkan tanganmu di petang hari karena kita tidak tahu apakah yang kita tabur itu akan menghasilkan yang baik. Jadilah Penabur yang baik.
| 8:12:00 PM